From: “ari nugroho” Date: Tue, 4 Sep 2007 01:50:58 -0700 (PDT)Rekan-rekan pustakawan,Informasi terbaru, Uji Publik RUU tentang Perpustakaandi Jakarta akan diadakan pada:Jum’at, 7 September 2007jam 09.00 pagi sampai selesai di Aula Perpustakaan NasionalJl. Salemba Raya Jakarta Pusat.keputusan ini baru didapat pada Senin sore, 3 September pada Rapat Timus dan Timsin RUU Perpustakaan untuk finalisasi draft RUU.komentar cepat saya dari beberapa posting rekan2 adalah sebagai berikut:1.
May 12, 2018 - Cara Membuat Program Aplikasi Perpustakaan. Dan pengembalian buku bisa dilakukan hanya dengan mengarahkan kartu anggota ke arah. Download Aplikasi Sederhana atau Template untuk Cetak Kartu Peminjaman Buku Perpustakaan Format File.xls Microsoft Excel.
Ada banyak kepentingan terkait dengan RUU ini.Tidak hanya kepentingan Perpustakaan Nasional dan Departemen Pendidikan Nasional saja, tetapi juga beragam kepentingan partai/unsur/golongan yang ada di dalam Komisi 10 DPR itu sendiri.2. Sesudah melewati tahapan panjang yang dilakukan Perpustakaan Nasional terkait dengan RUU Perpustakaan, akhirnya diambil langkah untuk menjadikan RUU ini sebagai inisiatif DPR, dengan pelaksanaan teknis drat awalnya difasilitasi oleh tim Perpustakaan Nasional.3. Ada perintah Presiden melalui Mensekneg untuk meminta Mendiknas sebagai tim pemerintah yang mewakili Presiden dalam pembahasan RUU ini dengan DPR. Pada pelaknaannya, Perpustakaan Nasional mengajukan diri kepada Presiden untuk terlibat di TIM PEMERINTAH yang ada dalam koordinasi Mendiknas.4. Pada pelaksanaannya, dengan nuansa birokrasi Depdiknas, RUU Perpustakaan dibahas oleh pihak Pemerintah.Perpustakaan Nasional dan beberapa pustakawan mencoba mewarnai RUU dalamrapat-rapat pembahasan.Mendiknas terlihat sangat berkepentingan dan konsen dengan RUU ini.Terlihat dengan keseriusannya membahas pasal demi pasal pada rapat-rapat pembahasan awal tim pemerintah.5. Ketika RUU ini telah disandingkan antara inisiatif DPR dan usulan pemerintah (Depdiknas), maka terlihat RUU inisiatif DPR lebih dekat dengan kepentingan perpustakaan/ pustakawan.
Walaupun aturan hukum yang tertuang di RUU Perpustakaan ini banyak yang bertentangan dengan pengetahuan umum perpustakaan dan kepustakawanan.Silahkan kawan-kawan pelajari Draft Tunggal RUU Perpustakaan yang barusaya upload barusan di folder files milis ICS dan jadikan momentum ujipublik Jum’at pagi besok (kalau tidak ada perubahan jadwal) untukmemberikan masukan kepada anggota Dewan yng terhormat itu.alamatnya di:Mohon maaf saya lebih menjelaskan kronologis dan tidak bicara substansi di posting ini. Bagaimana pun proses yang sedang kita kawal ini adalah produk hukum rejim yang berkuasa saat ini, yang belum tentu sepaham dengan kita.
Paling tidak ada langkah-langkah meminimalisir perbedaan faham ini mendekati kondisi ideal.Saya sendiri baru bergabung di Panja pemerintah RUU Perpustakaan per 29 Agustus 2007, dan sebelumnya selama penyusunan awal RUU Usulan Pemerintah tidak terlibat. Dulu banget, saya sempat terlibat di draft awal inisiatif DPR ketika diundang Perpustakaan Nasional. Tolong pahami posisi saya di Depdiknas ya hehehe ?Salam Uji Publik,w!en. Dari milis Toolib (isinya: orang-orang hebat. August 8, 2007The Centre for Learning & Performance Technologies’ list of — culled from created by e-learning experts — names a wide array of tech tools that professors have come to love. Among the items that made the cut are Web browsers, e-mail clients, RSS feeders, blogging programs, and, of course, Microsoft’s evergreen PowerPoint presentation software.But online library resources, which would seem like a good fit for e-learners, are notably absent from the master list.
“It’s not as if the responding experts ignored information-retrieval tools,” writes Steven Bell at “Both Google and Google Scholar are on the top-100 list. And it’s not as if these experts wouldn’t know something about library databases.”Mr. Bell, the associate university librarian for research and instructional services at Temple University, argues that librarians just haven’t done a good job of advertising their online databases and e-journal collections as instructional tools.But Stephen Downes, the author of says the lack of library services on the list could be evidence of bad tools, not a lack of publicity.
Downes, a senior researcher for Canada’s National Research Council, says he has access to a major online library portal, but that he has used the services only twice in six years. “The reason,” he writes, “is that it is not convenient, not even remotely, especially with the layers of security involved in protecting publisher’s intellectual property.”If digital library resources should, in fact, be thought of as instructional technologies, are they actually meeting the needs of e-learners and other scholars? —Brock Readsource.
Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) merupakan informasijaringan global yang disediakan oleh Pusat Perbukuan DepartemenPendidikan Nasional. Diharapkan seluruh lapisan masyarakat dapatmmperoleh informasi perbukuan Indonesia dengan cepat, mudah, dan akuratLatar Belakang———— —1. Buku sebagai sarana peningkatan kualitas dan kuantitas hasilpendidikan;2.
Sistem Otda membawa pergeseran paradigma baru dalam penglolaanpendidikan, yang semula sentralistik birokratis menjadi desentralistikdan demokratis (UU Nomor 22 Tahun 1999, junto UU Nomor 32 Tahun 2004)3. Permasalahan di bidang perbukuan dalam otda– belum semua buku pendidikan memenuhi standar mutu;– belum optimalnya peran masyarakat dalam pengendali mutu buku;– percetakan, penerbit, dan toko buku umumnya berada di kota-kota besar;– masih rendahnya budaya baca dan tulis pada masyarakat;– masih rendahnya budaya baca dan tulis pada masyarakat4. Masyarakat kita belum menempatkan buku sebagai kebutuhan primerserta belum menjadikan membaca sebagai sumber utama mendapatkaninformasi.Pada umumnya orang Indonesia lebih memilih menonton televisi ataumendengarkan radio. Hal ini mencerminkan minat baca masyarakatIndonesia masih rendah. Sehingga terbatasnya produksi Buku TeksPelajaran, Buku Pengayaan, dan Buku Referensi sumberdaya, informasiterbatas.Program Kerja———— –I.
Undang-Undang Dasar 1945;b. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;c. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;d. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;e. Permendiknas No. 4 tahun 2005 tentan Pencabutan KEPMENDIKBUD No.10a/U/1998 tentang Penggunaan Buku Pelajaran di Sekolahf.
Permendiknas No. 5 Tahun 2005 tentang Pencabutan KEPMENDIKBUD;No.
0689/M/1990 tentang Hak Penerbitan Buku Pelajaran dan Buku BacaanHasil Proyek di Lingkungan Depdikbud Kepada Perum Balai Pustaka;No. 044/U/1994 tentang Cetak Ulang Buku Pelajaran Terbitan Depdikbud;No. 330/U/1997 tentang Pengadaan Buku dan Alat Peraga Pendidikan diLingkungan Depdikbud;g. Permendiknas No. 7 tahun 2005 tentang Penghentian Uji CobaKurikulum 2004 untuk “Mata pelajaran Sejarah dan larangan penggunaanbuku teks mata pelajaran Sejarah yang disusun berdasarkan standarkompetensi Kurikulum 2004;i. Permendiknas No. 23/O/2005 tentang Organisasi dan Tatakerja Pusat-Pusat di lingkungan Depdiknas termasuk tugas dan fungsi PusatPerbukuan.II.
Pusat Perbukuan adalah unsur pelaksana tugas tertentu Departemen dibidang perbukuanb. Pusat Perbukuan dipimpin oleh seorang Kepala, yang berada di bawahdan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal.III. TUGASTugas Pusat Perbukuan adalah Melaksanakan Pengembangan, PengendalianMutu, Pengelolaan Informasi Perbukuan, Koordinasi serta FasilitasiPerbukuan Berdasarkan Kebijakan yang Ditetapkan oleh Menteri.IV. Penyiapan Bahan Kebijakan Perbukuan;b. Pengembangan Naskah, Penulisan, dan Penerjemahan Buku;c.
Pengendalian Mutu Buku Pendidikan;d. Koordinasi dan Fasilitasi Perbukuan; dane. Pelaksana Urusan Ketatausahaan Pusa.V. PROGRAM KERJAa. Date: Fri, 20 Jul 2007 00:26:22 +0700(dari sebuah milis)Dear all:Subhanalloh, berikut ini adalah karya, gagasan dari sdr Reza Ervani (yang notabene bukan librarian) untuk membuat perpustakaan online agar bisa dimanfaatkan sebesar2 nya bagi yang memerlukan.
“Sebaik-baiknya manusaia adalah yang memberi manfaat bagi orang banyak”, Amin.– IBPMerancang Program 1000 perpustakaan di Seluruh IndonesiaSalah satu impian kami adalah membuka seluas-luasnya akses masyarakat Indonesia terhadap bahan bacaan yang bermutu. Minimnya perpustakaan di daerah-daerah diharapkan dapat menemukan solusinya via internet.Harga Buku yang mahal kemudian menjadi kendala untuk bisa mendirikanperpustakaan yang banyak di pelosok-pelosok negeri.Bayangkan jika anda ingin menyediakan 1000 koleksi buku serentak di 5tempat saja, berapa biaya yang harus anda keluarkan. Bagaimana kalaujumlah perpustakaannya meningkat. Aduh tentu saja semakinmembengkak biaya yang harus dikeluarkan.Salah satu solusinya adalah dengan memberdayakan teknologi internet.IDE DASARNYA ADALAH: menyediakan satu database yang berisi banyakbuku, lalu mendirikan perpustakaan- perpustakaan yang berbasisinternet.
![Aplikasi kartu ujian Aplikasi kartu ujian](/uploads/1/2/5/6/125645263/317489479.png)
Biaya penyediaan komputer di perpustakaan jauh lebih murahjika dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendirikanperpustakaan konvensional.Iseng-iseng coba kita bandingkan: taruh kata harga 1 buah buku adalahRp. Untuk 1000 buku berarti harus menyediakan dana sebesar =1000 x @Rp. 50.000 = 50.000.000 (Rp. Itu untuk satuperpustakaan. Bandingkan dengan harga komputer pentium II yang kinibisa diperoleh hanya dengan 1juta rupiah saja. Penggunaan softwareopen source juga menjadi kesempatan untuk mulai merealisasikan program1000 PERPUSTAKAAN di seluruh INDONESIA itu.Pada tahap awal, database ini akan terbuka untuk siapa saja.
Here is BLS definitions. Basically, a librarian has an MLIS and runs the library.